Para ilmuwan di Amerika Serikat telah berhasil menggunakan sebuah
teleskop baru NASA untuk membantu meningkatkan pemahaman kita tentang
bagaimana lubang hitam dan galaksi berevolusi.
Menggunakan data yang diambil oleh Nuclear Spectroscopic Telescope
Array, atau NuSTAR, dan satelit XMM-Newton X-ray milik Badan Antariksa
Eropa, para ilmuwan mampu mengukur tingkat perputaran dari lubang hitam
dengan 2 juta kali massa matahari kita.
NASA mengatakan sejumlah observasi, yang diterbitkan dalam jurnal
Nature, memberikan uji kuat dari teori relativitas umum Einstein, yang
mengatakan gravitasi bisa membelokkan ruang-waktu, struktur yang
membentuk alam semesta kita, dan cahaya yang bergerak melintasinya.
"Kita bisa melacak materi yang berputar-putar dalam lubang hitam dengan
menggunakan sinar-X yang dipancarkan dari wilayah yang sangat dekat
dengan lubang hitam," kata peneliti utama NuSTAR Fiona Harrison dari California Institute of Technology.
"Radiasi yang kita lihat adalah lentur dan terdistorsi oleh gerakan partikel dan gravitasi lubang hitam sangat kuat."
Sebuah percobaan yang sama dilakukan pada tahun 2006, kata Geraint
Lewis, profesor astrofisika di University of Sydney. "Tapi ada sebuah
gangguan campur tangan gas yang dapat terdistorsi menjadi bentuk emisi
dan oleh karena itu kami tidak akurat mengukur perputarannya."
Profesor Lewis mengatakan penelitian baru menemukan bahwa pengukuran
tidak akan berdampak begitu parah. "Ini menegaskan bahwa lubang hitam
berputar dan mereka berputar sangat cepat."
Para peneliti mengatakan sementara XMM-Newton mengungkapkan bahwa
cahaya dari besi sedang melengkung, NuSTAR membuktikan bahwa distorsi
ini datang dari gravitasi lubang hitam dan bukan awan gas di sekitarnya.
"Hal berikutnya mereka pasti akan lakukan sekarang adalah pergi dan
melihat berbagai galaksi untuk mengetahui apakah mereka dapat mengukur
perutaran di sana," kata Profesor Lewis. "Jika kami menemukan banyak
yang tidak berputar itu akan menjadi masalah serius bagi pemahaman kita
tentang galaksi."
"Hal ini sangat penting untuk bidang ilmu lubang hitam," kata Lou
Glassiness, seorang ilmuwan program NuSTAR di Markas NASA, Washington.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar